Greetings, welcome to Noire Company

This blog is for the peoples who interested with multi-cultural things. natives, languages, culture, tradition, etc..

Sabtu, 03 Desember 2011

Strategi



            Strategi militer abad pertengahan terkait dengan kontrol ekonomi, pada awal era pertengahan, pertempuran yang utama adalah merampas atau mempertahankan daerah pedalaman/daerah luar kota karena dana ekonomi berawal dari ladang pertanian. Pada era selanjutnya, kota kota kecil menjadi kontrol point yang penting sebagai pusat pendanaan militer melalui berdagang dan hasil produksinya.
             Memegang kendali kastil juga kunci dalam pertahanan, karena kastil menjaga perkebunan dan ladang. Prajurit penghuni kastil mengontrol lingkungan disekitar kota, jika fasilitas kota berkembang, kastil juga diperkuat. Mempertahankan atau mengambil alih mereka secara berangsur angsur sudah menjadi aktifitas penting dalam dunia militer abad itu.
            Tentara lapangan bermanuver untuk mengambil alih titik pertahanan dan merampas daerah luar kota. Cara ini mewakili pertempuran di Hastings pada 1066, yang dilakukan oleh orang Anglo-Saxons untuk menghentikan invasi dari orang Norman (penduduk asli wilayah normandia). Namun Anglo-Saxons kalah dan orang Norman dibawah pimpinan William menghabiskan beberapa tahun kedepannya untuk mendirikan kontrol di Inggris dalam misi penaklukannya.
            Pertempuran Lechfield pada 955 dilakukan antara bangsa Jerman dengan penjarah Magyar dari timur. Kemenangan Jerman dibawah Otto I secara tegas membawa kekalahan lebih lanjut untuk invasi Magyar. Kekalahan bangsa Moor pada 732 oleh Charles Martel juga menghentikan invasi Muslim dan ekspansinya dari Spanyol.
            Pertempuran Crécy, Poitiers, dan Agincourt, semua dilakukan selama perang seratus tahun antara Inggris dan Prancis, dan semua itu adalah dalam rangka percobaan untuk menghentikan serbuan Inggris. Prancis kalah dalam ketiga pertempuran tersebut dan serbuan Inggris pun berlanjut. Namun dalam hal ini, akibat serbuan Inggris tidak mendirikan kontrol permanen di tanah Prancis, pihak Prancis pun secepatnya memenangkan perang.
            Pejuang salib berusaha untuk mempertahankan dan menahan kunci strong point di tanah suci karena dengan cara itu, mereka bisa mengontrol area sekitar. Perang salib dilakukan dengan cara menjebol satu sisi control point. Kemenangan pasukan Muslim Saracen  di Hattin pada 1187 dibawah pimpinan Saladin membuat Jerusalem kembali dalam kontrol muslim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar